APA BAHASA ITU? Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli
Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12).
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
Sementara Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
Sumber 2
Apa itu Bahasa?
Oleh Wahyu Adi Putra GintingPokok pembicaraan yang akan kita bahas di rubrik Kultukal ini adalah BAHASA. Nah, seperti judulnya, rubrik ini mengupas topik bahasan dalam sebuah kuliah, yang disajikan dalam tujuh kalimat saja. Kenapa tujuh kalimat? Karena judulnya Kultukal, kalau sembilan kalimat, entar judulnya Kulsemkal, dong. Nggak asyik, ah. Jangan bergidik ngeri mendengar kata “kuliah”, ya. Kuliah yang ini beda, menyenangkan pula. Dan yang paling yahud, nggak ada tugasnya. Hahaha… Jadilah pembaca yang baik, dan silahkan menyantap kuliah kali ini.
[1] Bahasa berbeda dengan bahasa (perhatikan penggunaan huruf kapital pada {b}).
[2] Bahasa adalah sebuah pola sambung-wicara manusia yang mempunyai sistem yang rumit dan lentur, sedangkan bahasa adalah pola sambung-wicara yang berada diluar lingkup definisi Bahasa (bahasa yang digunakan oleh binatang adalah salah satu contohnya).
[3] Kemampuan berbahasa, bagi manusia, tidak “diwarisi” secara genetik - yang diwarisi secara genetik adalah kemampuan berbicara dan memahami - melainkan secara budaya, artinya Bahasa itu dipelajari, bukan diwarisi.
[4] Yang dimaksud dengan budaya di sini adalah “budaya” dengan pengertian Bahasa sebagai “bagian dari keseluruhan lingkup kebiasaan yang dipelajari dan dialami.”
[5] Maka dari itu, tidak sepenuhnya benar kalau ada yang mengatakan bahwa budaya “sederhana” menetaskan Bahasa yang “sederhana”; dan budaya “maju” melahirkan Bahasa yang “maju” pula, karena kualitas kerumitan dari bahasa yang ada di Amazon atau di Alaska sekalipun setara dengan bahasa yang ada di Eropa (buktinya adalah bahwa tata bahasa dan sistem bunyi dari Bahasa dari budaya “sederhana” itu dapat berubah menjadi lebih rumit dibandingkan dengan Bahasa dari budaya “maju”; dan, bahkan, kosakatanya dapat diturunkan menjadi ribuan varian yang mempunyai kekhasan maknanya masing-masing, contohnya: orang Eskimo punya banyak kosakata untuk menyebut salju).